Selasa, 18 November 2014

Hidup itu Belajar...

Hari ini aku berjumpa dengan mas Ayub, seseorang yang dulu pernah bekerja sebagai cleaning service di kantorku dan sekarang dia masih menjadi cleaning service di perusahaan lain. Percakapan kami sebenarnya standart aja sih, percakapan tentang pekerjaannya saat ini. Banyak cerita yang disampaikan dan satu hal yang menarik perhatianku adalah saat dia bercerita sedang mengikuti berbagai kursus sepulang kerja demi mencapai tujuan meningkatkan derajat kehidupan. Senyumku mengembang, ada rasa bangga pada kegigihannya sekaligus kagum pada semangatnya untuk terus belajar.

Iqra'...Bacalah dengan nama Tuhanmu.
Sahabat...bukankah alam beserta seluruh isinya telah Allah ciptakan agar manusia terus belajar, sayangnya tidak semua manusia mau "berpikir".
Sepenggal cerita diatas, mengingatkan betapa banyak kerugian yang kita buat, mari koreksi diri berapa banyak waktu yang kita sia-siakan hanya untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Waktu yang tak akan pernah kembali, yang seharusnya kita isi dengan hal-hal positif dan bermanfaat, bukankah sebaik-sebaik manusia adalah manusia yang memiliki sebanyak-banyak manfaat.
Semangat mas Ayub merupakan cermin untuk kita semua, betapa kita jarang bersyukur atas segala nikmatNya. Seringkali kita bermalas-malasan untuk belajar, padahal segala fasilitas telah tersedia. Betapa kita mudah mengeluh jika diberi kesulitan, mudah menyerah jika diberi ujian, tapi seringkali lalai jika diberi nikmat.

Hidup itu belajar...
Belajar  tidak hanya dalam bentuk formal, banyak sekali pelajaran kehidupan yang Allah ajarkan untuk membuat manusia lebih kuat, lebih cerdas,lebih baik,sungguh Allah Maha Baik...segalanya dia ciptakan untuk kebaikan manusia.
Orang tua...harus belajar bagaimana menjadi panutan yang baik untuk anak-anaknya. Kaum Muda...belajar untuk meningkatkan kualitas diri menghasilkan karya yang bermanfaat. Pemimpin...belajar untuk mengelola tim-nya dengan baik. Bahkan anak-anak pun juga belajar dalam dunia permainannya. Belajar..belajar..dan terus belajar hingga akhir waktu.

Sahabat...mari berdiam diri sejenak,  kita bermuhasabah, merenung dalam keheningan, mari kita lihat sekeliling dengan mata hati kita lalu kita tanya diri masing-masing "Nikmat Tuhan yang manakah yang akan kita dustakan?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar