Jumat, 24 April 2015

Kenapa harus nulis ?



“ Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak manfaatnya” kalimat singkat yang senantiasa terngiang di telinga, memenuhi rongga kepala, menggelitik pikiran dan membawa pada sebuah perenungan diri “Kebaikan apa yang sudah kuperbuat sepanjang usia ini, manfaat apa yang sudah kutebarkan di bumiNYA selama ini, jejak apa yang akan kutinggalkan  untuk keturunanku nanti?”

Fiuhhh...pertanyaan itu mengingatkanku pada mendiang Bapak (kangeeenn), yang selalu mengajarkan “Lakukan apa saja yang kamu suka, asal membawa manfaat” ... jlebb, duh Gusti aku maluuu. Malu pada segala kebaikanMU selama ini, bagaimana aku bisa berharap ampunan apalagi rahmat surgaMU,sedangkan belum ada kebaikan yang bisa kubanggakan padaMU.

Sebuah perenungan saja tak cukup jika tak dilanjutkan dengan tindakan*think*. Jangankan harta, rumahpun masih numpang mertua#ehhh. Ayoo berpikir, jangan menyerah!! terlalu banyak anugerahNYA yang bisa dioptimalkan agar bisa membawa manfaat untuk orang banyak#galau. Maju terus...mundur ga boleh,hehehe. If there is a will, there is a way...dan Allah melapangkan jalanku, sementara pengunduran diri sedang diproses, DIA pertemukan aku dengan orang-orang baik, bertemu  dengan komunitas ODOJ, komunitas masjid asy syifa’, dan sekarang bisa kenal dengan Kang Tendi yang membawaku dalam Komunitas Menulis Online...yipppiiiii.
Alhamdulillah hatiku terasa makin tenang, meski kutahu kehidupan mendatang takkan menjadi lebih gampang untuk dilalui. Restu Ibu sudah kukantongi, aku percaya jika Allah sudah berkehendak tak ada seorangpun yang bisa menolak, dan jika Allah sudah cinta Dia akan kabulkan segala pinta hambaNYA. Menjadi Penulis, mungkin ini jalan yang Allah kehendaki untukku. Lewat pena aku bisa menuangkan segala rasa, lewat pena aku bisa mempersembahkan banyak karya, lewat pena aku juga bisa jadi orang kaya dan mengayakan,hahahaha.

Apaaa...Menulis? emang bisa? Terus, mau makan pake tulisan? Emang tulisan bisa bikin orang Indonesia kaya?...weisss bisikan setan menggentayangi hatiku.

Aku memang belum pernah menulis, apalagi menerbitkan buku, aku cuma suka membaca...jadi apa salahnya aku belajar menulis, toh Allah sudah anugerahkan tangan,mata dan otak padaku. Hidup itu belajar...belajar apapun asal bisa mendatangkan kebaikan dan bermanfaat untuk orang banyak. Emang bisa? Sekarang emang belum, tapi nanti...kalo Kang Tendi bisa, kenapa aku nggak#optimis. Kutanamkan dalam hati...InsyaAllah, yakin bisa, sukses(mulia) luar biasa !!! Terus, mau makan pake tulisan? Jiahhh...tulisan itu untuk dibaca kaleee. Emang bisa bikin orang Indonesia kaya? Tenang...aku akan belajar membuat tulisan yang bisa memotivasi seluruh orang Indonesia supaya bangkit dari keterpurukan, bangkit memberantas kebodohan, menjadi manusia mandiri secara ekonomi#uhuk..uhuk,janji politisi

Pergumulan hati sudah dilalui, dan bisikan setan pasti akan terus menggentayangi selagi kita ada di jalanNYA...the show must go on. So, luruskan NIAT (menjadi manusia yang lebih bermanfaat), kuatkan ikhtiar (serius belajar menulis pada coach Tendi),hasilnya...pasrahkan padaNYA, just do the best...let Allah do the rest ;-)

Senin, 06 April 2015

Jejak kebaikan

Waktu terus berjalan...
Mentari datang semburatkan cahaya, menerangi langit keluar dari kegelapan malam
Rembulan dan bintang tampakkan indah cahayanya yang penuh kelembutan, gantikan silau pancaran cahaya siang.

Aku dan kamu adalah fana
Keabadian hanyalah milikNya
Ada yang pergi, ikhlaskan...
Dia kan gantikan dengan yang lebih indah
Ada yang datang, sambutlah...
Syukuri setiap pemberianNya
Dia kan tambahkan berlipat nikmatNya

Dia Sang Maha Tahu
Apa yang kita inginkan...belum tentu kita butuhkan
Apa yang DIA berikan...pastilah kita butuhkan
Ketidaktahuan seringkali kita ingkari
Kesombongan seringkali menyelimuti hati
Cahaya cintaNya seringkali terabaikan
Hingga di suatu titik, segalanya sudah terlambat
Jauh terlewatkan di belakang

Kembali ke rumah
Dunia hanyalah tempat singgah sesaat
Meniti perjalanan menuju rumah keabadian
Setiap langkah yang kita tapaki, pastikan...
hanyalah meninggalkan jejak kebaikan
Setiap kata yang terucap dari lisan, pastikan...
hanyalah menciptakan cahaya kebaikan
Setiap karya yang dicipta, pastikan...
hanyalah mengajak pada kebaikan

Kesempurnaan adalah milikNya
Jangan hiraukan penilaian manusia
karena sejatinya kita hanyalah makhluk yang tak sempurna
Ikhtiar adalah tugas kita
karena inilah yang nanti kan kita pertanggungjawabkan di hadapanNya
Salah dan khilaf adalah kita
Manusia yang lemah dan hina
Perbaiki diri...DIA lah sebaik-baik penilai hati
Pantaskan diri...meraih cinta Illahi Robbi
 

Kebaikan...kebaikan...dan kebaikan
Tak peduli seburuk apapun lingkungan kita
Tak peduli sehebat apapun ujian hidup kita
Tak peduli sekotor apapun masa lalu kita
Pastikan...
Hari ini dan seterusnya, berusahalah untuk berbuat kebaikan
Hari ini dan seterusnya, tebarkan kebaikan di tempat persinggahan
Yakin...
Jejak kebaikan kan terus pancarkan cahaya yang menuntun kita
menuju rumah kita...rumah keabadian yang sarat keindahan



Minggu, 05 April 2015

Rindu...

Apalah arti memiliki,
Ketika diri kami sendiri bukan milik kami?

Apalah arti kehilangan,
ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan,
dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?

Apalah arti cinta, 
ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah?
Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan?
Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu?
Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.

(RINDU by Tere Liye)

Sebuah novel bersampul sederhana, namun isinya sarat makna. Hadiah perpisahan dari seorang sahabat yang akan selalu kurindukan...

Dunia dengan segala warna-warninya
Ada indah, ada suka, ada tangis, ada ceria
Semua takkan terlupa sahabat...
Kutinggalkan kalian,dan semuanya karena DIA 

Sahabat...masa depan tiada yang tahu
Jangan tanya padaku bagaimana kehidupanku selanjutnya
Sungguh hanya DIA yang paling tahu
PadaNYA kuserahkan segala asa

"Hal yang nyata ada dalam setiap perpisahan
adalah kian bertambahnya rasa rindu"
Itu tulismu di halaman belakang bukuku

Sahabat...rindu yang tercipta diantara ruang dan waktu 
Biarlah menjadi penghias hidupku
Sahabat..meskipun jarak memisahkan
Kuyakin...doa pasti tersampaikan

Kubingkai rindu dalam tangisan do'a
Kuuntai cinta dalam lantunan tilawah
Berharap DIA kan mengganti dengan yang lebih indah.