Selasa, 30 September 2014

Pengharapan Sempurna

Lentik jemari menari diatas tuts keyboard komputer, gemuruh hati bergumul dengan otak mempertanyakan sebuah keputusan yang akan dibuat ini?

Jum'at, 19 September 2014. Diskusi panjang dengan suami telah dijalani, restu ibu sudah kukantongi, Bismillah...dengan sebuah niat sederhana "Menjadi ibu yang lebih baik, dan memiliki lebih banyak waktu untukNya" maka kumantapkan untuk menulis surat pengunduran diri dan kusampaikan pada atasan. 

Sebuah babak baru dalam hidupku akan segera dimulai...sebuah keputusan besar menyangkut masa depanku dan keluargaku. Aku merasa sedang bertransaksi denganNya, aku meyakini janjiNya nyata "barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik"
Dengan bulat tekad, kutinggalkan semuanya...aku tak mau memikirkan bagaimana kehidupan kami nantinya karena aku bukan Tuhan yang tahu segalanya. Totally surrender to Allah...otak ini sudah lelah, hati ini sudah jengah, raga ini terasa lemah. Pasraahhh....dan makin hari kurasakan hati ini terasa tenang,mantap,gembira...hanya cintaNya yang memenuhi ruang kalbuku, bangkitkan energiku yang nyaris terkuras habis.

"Allah tak akan merubah nasib suatu kaum,...." kalimat itu pula yang menguatkan tekadku, kalo mau berubah jangan setengah-setengah, segera lakukan saja...biarlah Allah yang bereskan selebihnya.
Tinggal masih menumpang mertua, bagaimana kehidupanku setelah ini ? Berat...memang, tapi aku sangat yakin Dia tidak tidur, Dia belum menjawab doaku selama ini karena Dia sangat menyayangiku dan ingin selalu mendengar untaian do'aku.Berharap pada Allah tak akan pernah kecewa...YAKIN !!! 
Suatu saat aku akan punya rumah sesuai impianku, bahkan mungkin Allah sediakan yang lebih baik. Rumah yang memiliki taman dan akan kupenuhi dengan bunga anggrek, melati, aneka tanaman apotek hidup, buah-buahan...segudang hayalan indah,pengharapan sempurna...hanya padaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar